Searching...
Select a Page
Tuesday

Cover Buku Dakwah Sekolah 2

Ehm, judul ini jangan ditanggepin terlalu serius.. biasa aja ya. Di artikel ini Mimin ingin menjelaskan atau setidaknya memberikan pengantar mengenai Mentoring khususnya Mentoring Agama Islam. Agar konteksnya tidak terlalu berat, Mimin beri judul Mentoring for Dummies atau Pengantar Mentoring buat Antum-antum yang masih baru memasuki dunia permentoringan. Biasanya pertanyaan paling awal adalah “Makhluk seperti apakah MENTORING itu?” Untuk menjawabnya mari kita tengok uraian Mimin di bawah ini.

Definisi Mentoring

Dari situs Mentoring.org Mimin mendapati arti dari mentoring adalah

Mentoring is a time-proven strategy that can help young people of all circumstances achieve their potential

Kalau diartikan secara gramatikal kurang lebih seperti ini : Mentoring adalah sebuah strategi yang sudah terbukti efektivitasnya yang dapat membantu remaja-remaja kita menggapai potensi mereka.

Kalau dari ITSAR arti mentoring adalah : Proses pendampingan mad’u/objek dakwah secara perseorangan ataupun kelompok kecil yang intensif untuk membantu mereka meraih pemahaman dan mengaplikasikan keislaman secara lebih baik, mendalam dan menyeluruh (tidak setengah-setengah).

Kalau dua definisi ini disinergikan maka kita akan dapat pengetian yang lebih lengkap dan powerfull yaitu : Sebuah strategi pendampingan remaja-remaja Islam secara intensif yang sudah terbukti efektif selama bertahun-tahun membantu mereka meraih pemahaman, menyadari potensi dan menggunakannya serta mengaplikasikan Islam secara lebih baik, mendalam dan menyeluruh. (Gokil.. tolong dicatat ini definisi baru mentoring temuan Mimin hahaha)

Mentor

clip_image002Mentor adalah seseorang yang menjadi pendamping yang berkerjasama dengan orang tua, pengasuh, dan guru yang tugasnya mendukung, mewadahi aspirasi serta mencarikan solusi atas permasalahan remaja, menjadi teman, guru, syaikh, dan pemimpin mereka secara proporsional.

Pendamping artinya duduk sama rata di samping mereka, merangkul bahu mereka dalam posisi vertikal horizontal yang sama. Bekerjasama dengan orang tua, pengasuh dan guru artinya seorang mentor harus menjalin komunikasi yang baik dan transparan kepada orangtua, pengasuh dan guru agama remaja tersebut mengenai proses pendampingan yang berjalan. Bertugas mendukung maksudnya memberi motivasi, mengobarkan semangat, memupuk keberanian dan menghibur dalam keterpurukan agar remaja tersebut tidak menyerah dalam mencari dan melatih potensi terbaiknya. Mewadahi aspirasi berarti terbuka, responsif dan mau mendengar segala keluhan dan ungkapan yang keluar dari mulut remaja dan mengarahkan kepada pemahaman yang lebih baik. Mencarikan solusi mengandung arti bergerak dan berfikir bersama mencari penyelesaian atas kegamangan, kegalauan dan ketidakkonsistenan yang dialami remaja di masa umur mereka. Menjadi teman, guru, syaikh dan pemimpin mereka artinya dalam satu waktu kita mampu menjadi sahabat yang menjadi teman curhat, menjadi guru yang mentransfer ilmu dan pengalaman yang kita miliki, memonitor perkembangan amalan yaumian seperti tilawah, shalat sunnah, membaca literatur islam dan juga memimpin proses perkembangan mereka menuju jiwa mereka yang mandiri. Aduh… sesulit itukah menjadi seorang mentor? Sebenarnya bisa saja kita memotong-motong arti mentor di atas dan mengerjakan hanya sebagiannya saja.. tapi hasil mementornya pun tidak akan semaksimal kalau kita mengartikannya secara lengkap seperti di atas. But dont worry my friend.. di situs ini Mimin akan banyak berbagi bagaimana memaksimalkan potensi Antum agar menjadi Mentor yang bener-bener powerful atau kalau istilah Ustad Satria Hadi Lubis itu menjadi MBA alias Mentor Banyak Akal.

Salah satu tantangan mentoring adalah sebuah metode mentoring belum tentu cocok dengan karakter remaja yang mengikutinya. Mentoring harus dapat dibuat sevariatif dan sefektif mungkin agar dapat semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan remaja saat ini.

Menjadi Mentor yang Baik

clip_image003Apa yang membuat sebuah hubungan mentor yang baik antara mentor dan adik mentor itu berhasil? Jawabannya adalah ketika dalam interaksi antara mentor dan adik mentor terwujud sebuah hubungan yang akrab dan saling percaya satu sama lain. Hubungan seperti ini tidak bisa muncul begitu saja, tetapi harus dibangun lewat usaha yang tidak bisa dikatakan mudah. Jika tidak, bukan tidak mungkin hubungan mentoring akan berakhir prematur.

Menurut salah seorang pakar permentoringan dari barat, Dr. Rhodes, beliau menjelaskan ada 4 program yang penting untuk dilakukan oleh lembaga permentoringan agar terwujud sebuah hubuangan yang kuat dan efektif antar mentor dan adik mentor. Program itu adalah :

  1. Secara intensif menyaring mentor-mentor berkualitas dan potensial;
  2. Mencocokkan karakter dari mentor dengan karakter adik-adik mentor berdasarkan ketertarikan yang sama terhadap suatu hal;
  3. Melatih mentor-menntor sekurang-kurangnya 6 jam untuk membangun jiwa kementoran dan;
  4. Menyediakan upgrading dan peningkatan mutu mentor secara berkala.

4 Program ini dijamin akan membuat kualitas hubungan antara mentor dan adik mentor menjadi lebih dekat dan akrab dan semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Ada juga cara-cara lain yang dapat membantu terwujudnya hubungan yang akrab antara mentor dan adik mentor, yaitu :

  1. Memelihara pertemuan rutin dalam kehidupan adik mentor, usahakan sesedikit mungkin kita membatalkan suatu pertemuan mentor, terutama pada masa awal-awal memulai mentoring. Sampaikan rasa maaf lewat telepon atau sms atas kegagalan terjadinya pertemuan karena kesalahan mentor.
  2. Fokuslah pada kebutuhan adik mentor. Selidiki kemauan adik mentor dalam menghadiri pertemuan-pertemuan rutinan mentoring. Antum harus dapat meyakinkan bahwa mentoring dapat mengantarkan adik mentor kepada cita-cita yang mereka inginkan. Jangan pernah sekalipun berfikir untuk membentuk adik mentor dengan memaksakan nilai-nilai yang Antum anut sebagai mentor. Bisa jadi hal itu tidak dibutuhkan oleh adik mentor.
  3. Perhatikan juga kebutuhan adik mentor terhadap hiburan dan kegiatan-kegiatan ringan yang meyenangkan.
  4. Berupaya membaca latar belakang keluarga adik mentor tanpa terlalu jauh terlibat dalam kehidupan keluarga mereka. Antum harus mengerti bahwa menjadi mentor bukan berarti menggantikan peran orangtua. Ada sinergisitas yang harus dibangun antara peran mentor dan orang tua.
  5. Mengoptimalkan semaksimal mungkin fasilitas yang diberikan oleh organisasi mentor.

Penyakit Mentor

Di sisi lain, ada hal-hal yang bisa mengurangi efektivitas peran seorang mentor :

  1. Jarang bertemu rutin dengan adik mentor.
  2. Menggurui adik mentor.
  3. Lebih menekankan pada usaha perubahan yang diharapkan pada adik mentor ketimbang usaha membangun hubungan yang berkualitas dengan adik mentor terlebih dahulu yang berdasarkan kepercayaan dan keakraban.
  4. Berusaha merubah adik mentor dengan nilai-nilai yang terlalu kontras/kontradiktif dengan keadaan adik mentor pada saat itu.

clip_image004Perubahan harus dilakukan secara bertahap dan tidak terlalu terasa bertolak belakang 180′ dengan keadaan adik mentor jikaa antum tidak ingin muncul penolakan secara terang-terangan dari adik mentor. Perubahan juga tidak boleh dipaksakan seperti menarik kail pancing secara brutal saat terasa ada umpan yang dimakan ikan. Hal itu akan membuat adik mentor kabur dan kapok mentoring dengan antum lagi. Santai tapi terstruktur itu lebih menentramkan bagi kedua belah pihak.

Sekian dulu penganytar mengenai Mentoring. Di kesempatan lain kita akan coba bahas mengenai tipe-tipe mentoring. Stay tune, and enjoy your mentoring journey!

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget