Terdapat persamaan antara sifat manusia dengan sifat pohon. Dan al-quran pun menguraikan tasybiih (penyerupaan) dengan syajarah (pohon). Salah satunya dalam surat Ibrahim 24-25, ketika Allah swt mengumpamakan kalimat tauhid itu sebagai syajarah thayyibah (pohon yang berkualitas baik).
Hati seorang mukmin yang di dalamnya tertanam kalimat tauhid, tak berbeda dengan kondisi pohon yang di sebut sebagai syajarah thayyibah.
"Seorang mukmin jasadnya tercipta dari tanah, tapi ruhnya bergantung pada petunjuk dari langit. Bersahabat dan berteman dengan seorang mukmin, duduk di dekatnya dan berinteraksi dengannya pasti memberi manfaat. Ia kokoh kala diterpa topan kesulitan, selalu memberi buahnya kepada manusia yang lain. Hatinya, amal-amalnya, perkataannya, tasbihnya, menjulang tinggi di langit dan menurunkan barakah keimanan dan pahalanya setiap saat"
Marilah kita tanya pada diri kita masing2. Siapakah kita? Pohon yang menebar manfaatkah, atau pohon yang justru menebar penyakit? Pohon yang kuat dan kokohkah, atau pohon yang lemah, dan tak memiliki akar? Pohon yang indah dan menarik sajakah, tapi hanya hiasan belaka? Pohon yang kuat melawan terpaan anginkah, atau pohon yang mudah patah oleh sekadar tiupan?
Rasulullah saw dalam beberapa hadistnya menyampaikan pemisalan kita dengan anasir pohon. Dalam sabdanya Rasul membandingkan kualitas manusia satu sama lain, terkait interaksinya dengan Al-quran.
Rasulullah saw menyebut seorang mukmin yang membaca Al quran dan menerapkan isinya, sebuah utrujah. yakni buah yang bau sedap dan rasanya nikmat. Rasul juga menyebutkan seorang mukmin yang tidak membaca al-qur'an seperti buah tamrah atau kurma, rasanya nikmat, tetap tidak mempunyai bau. Sdgkan orang yang banyak berbuat dosa tapi baca Qur'an diumpamakan dengan buah raihanah, yaitu buah yang baunya sedap, tapi rasanya pahit. Terakhir, Rasul mengumpamakan orang yang fajir yang tidak membaca Al-qur'an seperti buah hanzalah, yang baunya busuk dan rasanya tidak enak
Berbagai tasybiih itu telah disodorkan di hadapan kita melalui Al-qur'an dan dalam hadist-hadits Rasuldan pertimbangan yang mendasari seluruh pemisalan itu, selalu merujuk pada tingkat kedekatan seseorg pada Alloh swt. Karena itulah, di sebut syajarah thayyibah (pohon yang baik) merupakan cermin dari kalimat tauhid.
Sebagaimana Alloh swt menegaskan perumpamaan syajarah khabitsah (pohon yang buruk) adalah kalimat-kalimat syirik dan kekufuran. Pohon yang buruk itu diuraikan dalam Al-qur'an akarnya tercerabut dari bumi dan tidak dapat berdiri tegak (Ibrahim:26). Dan seperti itulah hakikatnya orang-orang yang kufur, tidak meyakini Alloh dan mensekutukanNYA adalah orang-orang yang selalu bimbang, gusar dan lemah saat menghadapi ujian, meski tidak seberapa
Saudaraku,...
mungkin saat ini kita tidak tahu perumpamaan yang tepat untuk diri kita. Mungkin orang lain yang bisa menilai dan menakar kita. Barangkali nanti, akan ada orang yang akan menyampaikan siapa kita.
Sungguh indah kesan perasaan Jabir ra, saat ia menumpahkan curahan hati dan kenangannya tentang para salafushalih yang pernah menjadi sahabatnya.
Jabir ra bercerita, "Aku pernah hidup bersama Umar bin Khattab ra maka aku tak pernah mendapati orang yang lebih baik bacaan dan pemahamannya terhadap kitabullah, daripada umar.
Aku juga pernah hidup bersama Thalhah bin Ubaidillah ra, maka aku tak pernah mendapati seseorg yg lebih dermawan dan banyak memberi, tanpa diminta, melebihi Thalhah.
Aku bahkan pernah hidup bersama Muawiyah ra, dan aku tak pernah melihat orang yang lebih pemaaf, pemikir dan tidak mengeluarkan kata-kata kasar, melebihi Mu'awiyah.
Aku juga pernah hidup bersama Amr bin Ash ra maka tak pernah kulihat orang yang lebih bersih perkataannya dan lebih santun kepada temannya melebihi Amr bin Ash ra
Saudaraku...
Mereka, para sahabat Jabir ra, adalah orang-orang yang mempunyai keunikannya sendiri-sendiri, dalam basis kompetensinya sendiri-sendiri. Menjadi orang yang luar biasa dalam memahami Al quran. Menjadi orang yang luar biasa dalam kedermawanan. Menjadi orang yang luar biasa dalam pemberian maaf. Bahkan menjadi orang yang luar biasa yang sangat santun bicaranya. Mereka adalah sosok yang mencerminkan kualitas syajarah thayyibah
Maka saudaraku...
berjanjilah bersama di sini. Kita akan terus menempa diri bersama agar menjadi pohon yang indah, dahannya kuat, menjulang, kokoh, dan menebar manfaat. Kita akan bekerja sekuat tenaga untuk sampai pada pemisalan anasir pohon, buah yang mempunyai bau semerbak dan lezat rasanya. Mari kita himpun kekuatan kebersamaan kita disini untuk mencapai cita-cita itu
(Tarbawi)
0 komentar:
Post a Comment