Searching...
Select a Page
Wednesday

image

 

                                         Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an
 

Neraka Jahannam dan Penghuninya

Ayat-ayat berikutnya melanjutkan perjalanan ke belakang peniupan sangkakala dan pengumpulan manusia di padang mahsyar. Maka, dilukiskanlah tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas dan orang-orang yang bertakwa. Pembahasan dimulai dengan membicarakan kelompok pertama yang mendustakan dan mempertanyakan berita yang besar itu,

image_thumb1_thumb

Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, (21) lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, (22) mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, (23) mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, (24) selain air yang mendidih dan nanah, (25) sebagai pambalasan yang setimpal. (26) Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab, (27) dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. (28) Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab. (29) Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab. (30)

Sesungguhnya neraka Jahannam itu sudah dicipta-kan, sudah ada, dan padanya ada tempat pengintai bagi orang-orang yang melampaui batas. la me-nunggu dan menantikan mereka yang akan sampai juga ke sana, karena ia memang disediakan dan disiapkan untuk menyambut mereka. Seakan-iikan mereka melakukan perjalanan (tur) dl bumi, kemu-dian mereka kembali ke tempat asalnya. Mereka datang ke tempat kembalinya ini untuk menetap di sini dalam masa yang amat panjang, berabad-abad,

 

                                         Hamka dalam Tafsir Al - Azhar
 

“Akan tinggal mereka di sana beberapa huqub lamanya.” (ayat 23).

Dalam ayat 60 daripada Surat 18 (Al-Kahfi) ada dituliskan bahwa Nabi Musa mau berjalan kaki, walaupun sampai satu huqub; dia tidak akan berhenti sebelum bertemu dengan guru yang dicarinya itu, (tengok dalam Juzu’ 15). Maka terdapatlah arti satu huqub menurut orang Arab ialah sekira 80 (delapan puluh) tahun. Sekarang dalam ayat ini bertemu kata jama’ daripada huquban, yaitu ahqaba. Artinya akan menderitalah orang yang durhaka itu terpendam dalam neraka jahannam berkali-kali delapan puluh tahun atau sebagai ditafsirkan oleh Al-Qurthubi: “Kinayatun ‘anit ta’bidd” sebagai kata ungkapan dari kekekalan. Bila telah masuk, payah akan keluar lagi.

 

                                         Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir
 

mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, (23)

maksudnya, mereka tinggal di Neraka itu. Kata ' ahqaab'  merupakan jamak dari kata 'hiqb', yang beraiti sesaat dari zaman. Khalid Ibnu Ma'dan mengatakan: "Dan firman-Nya:

'Kecuali apa yang dikehendaki oleh Rabb-Mu,'

Bagi orang – orang yang meyakini lauhid." Keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. setelah itu, dia mengatakan: 'Dan yang benar bahwa hal itu tidak ada akhirnya." Sebagaimana yang dikemukakan oleh Qatadah dan ai-Rabi' bin Anas. Dan yang sebelumnya dia telah mengatakan dari Salim, aku pernah mendengar al-Hasan bertanya tentang firman-Nya, 

"Mereka tinggal di dalamnya berabad abad lamanya,"

dia mengatakan: 

" Adapun ‘Ahqaabaa', maka ia tidak terhitung melainkan kekekalan di dalam Neraka- Tetapi mereka menyebutkan bahwa al-hiqb berarti tujuh-puluh tahun, yang setiap harinya mencapai seribu tahun dari perhitungan waktu kalian.

Sa'id menceritakan dari Qatadah, Allah Ta'ala berfirman: 

"Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,"

yakni masa yang tiada pernah terputus , di mana setiap kali satu hiqb berlalu maka akan datang hiqb yang berikutnya.

 

                                         Tafsir Jalalain
 

023. (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya) lafal Laabitsiina adalah Haal bagi lafal yang tidak disebutkan, yakni telah dipastikan penempatan mereka (di dalamnya berabad-abad) yakni untuk selama-lamanya tanpa ada batasnya; lafal Ahqaaban bentuk jamak dari lafal Huqban

Ayat yang lain :

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget