Searching...
Select a Page
Monday

image

 

                                         Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an
 

Dai pelita yang amat terang dengan segala cahaya terang dan panasnya, dan dai awan dengan air yang diperas darinya hingga banyak tercurah, tumbuhlah biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan untuk dimakan, kebun-kebun yang lebat, serta pohon-pohon yang rimbun dan bercabang-cabang.

Keserasian dan keselarasan di alam ini tidak mungkin terjadi kecuali di baliknya ada tangan yang mengatur nya, ada kebijaksanaan yang menentukan-nya dan ada iradah yang menatanya Hal ini dapat diketahui oleh setiap insan dengan had dan perasaan-nya ketika perasaannya diarahkan ke sana. Apabila ilmu dan pengetahuannya meningkat, maka akan terkuaklah keserasian dan kerapian ini sedemikian luas dengan tingkatan-tingkatannya yang menjadi-kan akal dan pikiran kebingungan dan terkagum-kagum. Juga menjadikan pendapat yang mengata-kannya sebagai kebetulan adalah pendapat yang tidak berbobot dan tidak perlu ditanggapi, sebagai-mana sikap orang yang tidak mau menghiraukan adanya tujuan dan pengaturan pada alam ini hanya-lah sikap keras kepala yang tidak perlu dihormati.

Alam ini ada penciptanya Di belakang alam ini, terdapat penataan, penentuan, dan pengaturan. Hakikat-hakikat dan pemandangan-pemandangan ini disebutkan secara beruntun di dalam nash Al-Qur'an dengan urutan seperti ini. Yaitu, dijadikannya bumi sebagai hamparan, gunung sebagai pasak bagi bumi, manusia berpasang-pasangan, tidur mereka sebagai istirahat (sesudah bergerak, berpikir, dan melakukan aktivitas), malam sebagai pakaian untuk menutup dan menyelimuti, dan siang untuk mencai penghidupan, berpikir, dan beraktivitas. Kemudian dibangunnya tujuh langit yang kokoh, dijadikannya pelita yang amat terang (matahai), dan diturunkan-nya air yang tercurah dai awan untuk menumbuh-kan biji-bijian, tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun.

Keberuntunan hakikat-hakikat dan pemandang-an-pemandangan yang seperti ini mengesankan ada nya pengaturan yang cermat, mengisyaratkan ada nya pengaturan dan penentuan, dan mengesankan adanya Sang Maha Pencipta Yang Mahabijaksana lagi Mahakuasa Disentuhnya had dengan sentuhan-sentuhan yang mengesankan dan mengisyaratkan adanya maksud dan tujuan di belakang kehidupan ini. Dai sini, bertemulah konteks ini dengan beita besar yang mereka perselisihkan itu

 

 

                                         Hamka dalam Tafsir Al - Azhar
 

“Karena akan Kami keluarkan dengan dia.” (pangkal ayat 15). Yaitu dengan sebab bercucurannya air hujan tersebut keluarlah: “Biji-biji dan tumbuh-tumbuhan.” (ujung ayat 15). Banyaklah macamnya tumbuhan yang berasal dari bijinya. Seperti lada, mentimun, kacang dalam segala jenisnya, jagung dan padi dan sebagainya. Semuanya itu dari biji atau benih. Sebelum disinggung air dia kelihatan tidak berarti apa-apa. Tetapi setelah dia kena air, timbullah dua helai daun yang tadinya tersimpul menjadi biji itu. Lain pula halnya dengan berbagai tumbuh-tumbuhan yang lain, yang akan hidup kembali setelah kena air ialah uratnya yang telah kering tadi. Air menjadikan dia basah, dan basah menghasilkan hidup pada dirinya buat menghisap air lagi yang tersimpan di dalam bumi.

 

                                         Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir
 

'Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebuhn-kebun yang lebat, "  artinya agar dengan air yang banyak lagi baik dan bermanfaat serta penuh berkah itu Kami keluarkan  حَبًّا " Biji-bijian." yang sengaja disimpan bagi ummat manusia dan binatang ternak, وَنَبَاتًا "Dan tumbuh-tumbuhan," yang hijau. yang bisa dimakan ketikamasih basah,

 

                                         Tafsir Jalalain
 

015. (Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian) seperti biji gandum (dan tumbuh-tumbuhan) seperti buah Tin.

Ayat yang lain :

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget