Rohis itu ibarat pabrik kader. Dari rohislah lahir kader – kader islam yang berkualitas. Yang siap untuk menjadi ujung tombak peradaban. Yang siaga menerima estafet perjuangan dari para pendahulunya. Oleh karena itu, kualifikasi aktivis Rohis tidak bisa sembarangan. Harus diramu dan diformulasikan dengan baik Bro. Ustadz Hasan Al Bana dalam sebuah kitab Risalah Taklim dengan cermat telah meringkaskan profil kader Rohis (dan umumnya Umat Islam) yang dikehendaki menjadi 10 muwashafat standar:
l. Salimul Akidah (akidah yang lurus).
Setiap kader Rohis dituntut untuk memiliki akidah yang lurus yang hanya dapat diperoleh dengan pemahaman yang benar dan integral terhadap Al Quran dan As Sunah. Allah gak menerima ibadah yang musyrik. Pemahaman mengenai keimanan juga gak boleh menyimpang. Aktivis Rohis harus jauh dari praktek perdukunan, ramalan zodiak, kepercayaan terhadap mitos, apalagi mengikuti langkah – langkah syetan.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar),
Setiap kader Rohis dituntut untuk beribadah sesuai dengan petunjuk yang telah disyariatkan kepada Rasulullah Saw., tidak kurang dan tidak lebih. Jika mengada-adakan ibadah maka itu disebut bid’ah. Dan Bid’ah Ibadah itu sesat. Ibadah ini perkara ritual bro. Makanya harus sesuai dengan petunjuk Rasul. Gak bisa meniru ibadah agama lain. Hendaknya aktivis Rohis itu ibadahnya jauh di atas rata sebagian besar umat islam saat ini. Rajin shalat berjamaah di mesjid, Rajin tilawah Al-Qur’an, Puasa sunnah Senin – Kamis, dan juga menghafal Al-Qur’an.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang tangguh).
Setiap Aktivis Rohis dituntut untuk memiliki akhlak yang mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sebab, sebelum disyariatkannya berdakwah baik secara diam – diam atau terang – terangan, Rasulullah terkenal sebagai pribadi yang memiliki keluhuran Akhlak dan khususnya tidak pernah berbohong. Ini menjadi salah satu daya tarik Rasululllah sehingga banyak sahabat-sahabat yang utama mau menyambut dakwah beliau. Ciri kader Rohis yang berakhlak mulia diantaranya : Hormat pada orang tua dan guru, tidak mencontek, halus bertutur kata, tidak bergosip, tidak menjelek – jelekkan ayah orang lain dan juga jujur dalam ujian.
4. Qadirun 'alal Kasbi (bermata pencaharian).
Setiap aktivis Rohis dituntut untuk bisa mandiri secara ekonomi, bermata pencaharian, tidak menganggur. Nah, ini juga yang rada berat mimin lakuin waktu dulu masih SMA. Kata Rasulullah 9 pintu rezeki itu datang dari berdagang. Nah, satu pintunya baru dari bekerja sebagai karyawan. Gak ada salahnya kita mulai belajar berwirausaha dengan bisnis kecil – kecilan. Bisa dengan jualan majalah, jualan donat, bisnis pulsa, atau apapun yang bisa mengasah kemampuan berbisnis kita. Jangan mikirin untung dulu! Karena biasanya di awal – awal bisnis itu banyak ruginya! Meskipun begitu, pengalaman berbisnis yang gagal itu nilainya mahal, jadi hadapi saja. Insya Allah ada masanya bisnis kita berbuah kesuksesan.
5.Mutsaqqafull Fikri (wawasan yang luas).
Setiap Aktivis Rohis dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik dalam urusan agama maupun dunia. Hal ini sudah banyak dicontohkan oleh sahabat dan ilmuwan Islam zaman dahulu. Nabi Daud itu pandai dalam hal jahit menjahit. Rasulullah sangat pandai berdagang begitpun Abdurrahman bin Auf. Kalau Bilal jago Adzan. Sementara Khalid bin Walid jago dalam strategi perang. Di masa keemasan Ilmu pengetahuan Islam kita punya Ibnu Sina yang pakar kedokteran, Ibnu Haitham ahli sains, falak dan filsafat. Juga jangan ketinggalan Al-Khawarizmi yang menemukan hukum Sinus Kosinus.
6. Qawiyul jismi (jasmani yang kuat).
Setiap Aktivis Rohis dituntut untuk memiliki jasmani yang kuat dan sehat. Allah menyukai Ar-Rijal (Pemuda) yang kuat dibanding pemuda yang lemah. Sebab, seorang aktivis yang kuat pasti bisa melakukan banyak hal. Ibadah oke, belajar oke, menghafal qur’an oke, berbisnis juga oke. Makanya kita harus rajin olahraga dan makan makanan yang halal dan thoyyib. Jauhi rokok, jauhi narkoba. Makanan fastfood jangan sering – sering karena bisa bikin kamu obesitas. Hindari juga makanan kemasan yang mengandung pengawet kimia. Lama-lama resiko mendapat penyakit berat bisa nambah besar.
7. Mujahidun lin Nafsi (memerangi hawa nafsu).
Setiap Aktivis Rohis dituntut untuk bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum- hukum Allah melalui ibadah dan amal shalih. Artinya, kita dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan. Jauh pacaran, sebab tidak ada manfaatnya. Belum tentu juga pacar itu jadi jodoh kita. Lagian pacaran itu mendekati zina. Jagalah pandangan dan kemaluan bro. Sebab itu akan dihisab di akhirat.
8. Munadzam fi Syu'unihi (mengatur urusannya).
Setiap Aktivis Rohis dituntut untuk pandai mengatur urusannya sehingga mencapai keberhasilan. Kita itu dilahirkan menjadi seorang Abid (yang tugas beribadah) dan Khalifah yang tugasnya mengelola dunia agar seimbang dan tidak membuat kerusakan. Dua hal ini (dunia dan akhirat) harus dikerjakan dengan seimbang. Jangan menjadi ekstrem kanan dengan mikirin akhirat aja, jangan juga jadi ekstrem kanan yang mikirin dunia aja. Aktivis Rohis tugasnya banyak. Belajar iya, mementor iya, tilawah iya, harus setoran hafalan qur’an juga, harus berprestasi dengan mengikuti berbagai perlombaan juga, harus berorganisasi juga, dan harus berbakit pada orang tua juga. Banyaknya tugas ini jangan dijadikan beban, tapi harus ditata agar dapat dipenuhi secara proporsional..
9. Harisun 'ala Waqtihi (pandai menjaga waktu).
Setiap Aktivis Rohis dituntut pandai memanfaatkan waktunya dengan baik dengan berbagai kegiatan positif. Waktu kita 24 jam. Semua orang di atas muka bumi ini waktunya sehari sama : 24 jam. Tapi kenapa ada orang yang bisa mengurus negara, ada juga yang bsia mengurus provinsi, perusahaan besar, mengurus sekolah dan lainnya. Tapi , ada juga orang yang justru mengurus dirinya sendiri saja susah. Semua bergantung dari bagaimana kita mengelola waktu kita. Gak heran kan kenapa Allah bersumpah atas nama waktu pada surat Al-Ashr di Al-Qur’an.. Kalau waktunya shalat tiba, langsung hentikan segala aktivitas, pergilah shalat. Abis shalat baru bisa kita lanjutkan lagi aktivitas semula.
10. Nafi'un li Ghairihi (bemanfaat bagi orang lain).
Setiap Aktivis Rohis juga dituntut untuk bermanfaat bagi orang lain. Kita itu makhluk sosial, makanya kita harus peduli dengan lingkungan sekitar. Ada gak teman yang keuslitan ekonomi untuk bersekolah? Kalau ada bantu. Ada gak temen yang kesulitan memahami pelajaran? Kalau iya, bantu. Lingkungan sekolah banyak sampah menumpuk? Adakan kerja bakti. Masih ada keluarga kurang mampu di sekitar sekolah, adakan bakti sosial.. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk terus memberi manfaat untuk orang lain. Langkah sederhananya adalah : BERINFAK.
0 komentar:
Post a Comment