Begitu banyaknya Objek Dakwah Sekolah dan keterbatasan jumlah Da’i yang dimiliki Rohis membuat aktivis Rohis harus membuat strategi yang bisa mengakomodir hal ini. Harus kita yakini, bahwa tidak semua Objek Dakwah Sekolah bisa kita rangkul dan dakwahi secara serempak sekaligus dalam satu waktu. Ada prioritas yang harus kita ambil dan lebih penting dari itu, ada penahapan yang harus dilalui sampai semua Objek Dakwah Sekolah bisa kita rangkul.
Penahapan adalah sunah ilahiyah bagi dakwah pada umumnya. Penahapan ini memudahkan untuk bergerak dan'berguna dalam menentukan prioritas-prioritas program untuk mencapai hasil yang optimal. Kisah Abdul Malik, putra Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang sering disebut juga sebagai Khalifah Ar Rasyid kelima dan sebagai Umar kedua, dapat dijadikan teladan.
Suatu hari ia bertanya kepada ayahnya, "Wahai Ayahanda, mengapa engkau tidak melaksanakan urusan-urusanmu? Demi Allah, aku tidak peduli seandainya periuk- periuk itu merebusku dan merebusmu dalam kebenaran!" Abdul Malik menginginkan ayahnya menumpas pelaku kezhaliman, kejahatan, kerusakan, dan penyelewengan secara drastis bukan secara pelan-pelan dengan resiko apa pun. Dengan bijak, ayahnya menjawab, "Jangan tergesa-gesa, wahai Anakku.
Sesungguhnya Allah mencela khamr dalam Al Quran melalui dua tahapan, dan baru pada tahap ketiga khamr itu diharamkan. Jika aku memaksakan kebenaran kepada manusia dengan sekaligus, aku khawatir mereka akan menolaknya sekaligus juga, sehingga hal ini menjadi fitnah."
Apabila kita melihat sekolah kita masih sangat jauh dari nilai-' nilai Islam, maka tetaplah tenang dan jangan gusar apalagi sembrono dalam memilih metode dakwah yang kasar dan tidak persuasif. Mulailah berdakwah kepada orang-orang yang paling hanif, memiliki potensi keagamaan yang baik, dan itu selalu ada dalam komunitas yang paling kafir sekalipun, sebagaimana As Sabiqunal Awwalun -para sahabat yang pertama-tama masuk Islam- di tengah kaum kafir Quraisy di Mekah, atau istri dan para tukang sihir Fir'aun yang tetap dalam keimanannya. Bukalah selebar-lebarnya kemungkinan objek dakwah itu baik dari kalangan guru, Pegawai sekolah bahkan kepala sekolah. (Bahasan lebih dalam mengenai Objek Dakwah Sekolah bisa dilihat disini).
Dalam melakukan penahapan dakwah ini ada beberapa Tips yang bisa membantumu mengurai permasalahan dakwah dan menentukan prioritas dakwah :
l. Biasakan melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dalam memetakan perkembangan dakwah sekalah.
Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) adalah metode untuk melihat kondisi organisasi dari empat aspek, yaitu : 1. Kekuatan, 2. Kelemahan, 3. Peluang di depan, dan 4. Ancaman di depan. Cara menganalisisnya sederhana buatlah diagram seperti di bawah ini :
Isi pada diagram Strength kekuatan dan kelebihan DKM, Misalnya jumlah kader yang cukup banyak, keuangan yang cukup, materi kurikulum yang lengkap, mesjid yang bersih dan lainnya. Diagram Weakness isi dengan kekurangan yang dimiliki DKM, misal anggota masih ada yang pacaran, pembina tidak supportif dengan kegiatan rohis, Hari minggu tidak boleh berkegiatan dan lainnya. Untuk bagian Opprtunity isi dengan peluang – peluang yang bisa dicapai di masa depan. Misalnya kemungkinan mengadakan program taklim kelas rutin setiap pulang sekolah, peluang bekerja sama dengan rohis SMA lain, peluang mendapat dana dari Alumni dan lainnya. Untuk Threat isi dengan ancaman yang kemungkinan didapat Rohis seperti Perusakan nama baik Rohis oleh stasiun TV Metromini, adanya Bazaar hedonistik yang akan diadakan ekskul lain, pelarangan ekskul keagamaan dan lainnnya. Tuliskan sebanyak – banyaknya. Setelah itu dapat dilakukan pengurutan secara priritas dan strategi untuk : 1. Mempertahankan kekuatan dan pendayagunaannya agar bisa maksimal 2. Aksi eliminasi Kelemahan secara berjenjang dan terprogram 3. Langkah – langkah yang bisa diambil untuk merubah Opprtunity menjadi Strength dan 4. Langkah – langkah antisipasi andaikata Threat benar – benar terjadi.
2. Ambillah kebijakan yang tepat sesuai kemampuan dan tahapan.
Setelah melakukan analisis SWOT, maka Rohis bisa membuat daftar kebijakan prioritas tahunan yang dalam istilah organisasi dikenal dengan nama RENSTRA (Rencana Strategi). Breakdown lebih detail menjadi program – program kecil dan spesifik lalu jadikan proposal kegiatan tahunan yang diserahkan ke sekolah. Lakukan sesuai kemampuan dan bertahap.
3. Sabar dan jangan tergesa-gesa untuk mendapatkan hasil tanpa perhitungan yang matang.
Sifat dasar manusia suka tergesa – geas dan tidak sabaran. Padahal seluruhnya membutuhkan proses, termasuk kerja- kerja dakwah. Dari program yang telah dicanangkan, lakukan semaksimal mungkin dengan kualitas sebaik mungkin. Usaha yang keras akan menghasilkan buah yang baik pula. GUnakan perhitungan yang matang selama mengerjakan program agar tidak mubazir energi.
4. Jangan takut untuk mundur melakukan rekonsolidasi.
Barangkali, fondasi dakwah yang selama ini dibangun harus dikonstruksi ulang agar bangunannya dapat menjadi kokoh. Bisa jadi, selama ini sistem yang dibangun salah atau ada tahapan – tahapan dakwah yang seharusnya dikerjakan dengan tertib malah dilewat yang mengakibatkan kontra produktif di kemudian hari. Tak ada salahnya me-reset dakwah jika itu memang diperlukan. Jalani secara bertahap, perlahan, namun dengan tujuan yang terang benderang.
0 komentar:
Post a Comment