Searching...
Select a Page
Friday


mentoring
Murobbi adalah satu istilah yang melekat dalam dakwah sekolah. Murobbi merupakan tulang punggung utama untuk menggerakkan organisasi dakwah sekolah. Tanpa murobbi dakwah sekolah - ITSAR dijamin tidak akan bisa bertahan lama. Ini karena peranan murobbi sangat penting yaitu melahirkan generasi baru dakwah yang akan meneruskan kesinambungan amal dakwah sekolah dan tarbiyah itu sendiri.

Lantaran itu muncullah satu pertanyaan besar, bagaimana jika ingin menjadi seorang murobbi. Adakah murobbi itu suatu yang alami, atau lebih kepada proses? Proses mentransormasi diri menjadi seorang murobbi. Ya, memang usaha  melahirkan murobbi ini sulit sekali. Rasulullah SAW adalah sosok murobbi agung dan ideal. Pada diri baginda SAW ada contoh terbaik buat kita semua. Tidak semua orang dilahirkan untuk menjadi murobbi tetapi kita perlu berusaha memurobbikan diri kita. Seperti kata Syeikh Abdullah al-Ahdal “ La budda lil akh muslim an yakuuna murobbiyan..” [ Tidak dapat tidak setiap al-akh haruslah menjadi seorang murobbi].

Untuk menjadi murobbi yang hebat, kita memerlukan pelatihan dan pengkaderan. Sikap untuk belajar melaksanakan (attalaqqi li tanfiz) harus menjiwai diri kita. Tanpanya usaha menjadi seorang murobbi tidak akan terhasil. Cobaan demi cobaan akan menghasilkan pengalaman. Pengalaman demi pengalaman akan mendewasakan kita untuk menjadi seorang murobbi. Yang penting ialah sikap untuk terus belajar harus senantiasa membara di benak fikiran dan di lubuk jiwa kita. Tarbiyah sepanjang hayat itulah slogan kita. Tanpa jemu dan lesu kita terus membangunkan potensi diri menjadi seorang murobbi.

Tidak kurang juga kita harus menggali sejarah mausia-manusia agung dan hebat. Sejarah para murobbi. Menelusuri jejak kehidupan mereka akan menjadikan kita mampu mencetak karakter mereka untuk kita teladani menjadi seorang murobbi. Kita juga harus memperkayakan ilmu dan skill dengan terus-menerus membaca buku-buku yang dapat meningkatkan kompetensi diri kita sebagai seorang murobbi disamping kita mengambil qudwah dari masyikh dakwah kita. Mengunjungi rumah-rumah mereka, timbalah pengalaman mereka dan adaptasilah ilmu dan kemahiran mereka. Murobbi bak kata al-Bana ibarat bapa, guru, syeikh dan pemimpin. Itulah sifat yang perlu ada pada kita semua.

John C. Maxwell di dalam bukunya 21 Kunci Pemimpin Efektif [ The 21 Indispensable Qualities of A Leader ] menggariskan kunci pertama untuk menjadi pemimpin yang efektif ialah karakter. Kunci untuk menjadi murobbi yang efektif terletak pada karakter. Karakter atau watak seseorang akan menjadi penanda menjadi murobbi yang efektif ataukah tidak. Kemampuan seorang murobbi dalam menangani krisis dan situasi yang timbul itulah yang menunjukkan karakter murobbi. Masalah atau krisis tidak membina karakter tetapi mampu menonjolkan karakternya.

Katanya lagi karakter itu ialah :

Karakter bukan sekadar ucapan kosong. Semua orang boleh berkata tetapi perbuatannya adalah ujian sebenar karakter seseorang. Karakter inilah yang akan menentukan prinsip, cara berfikir dan cara murobbi itu menangani sesuatu. Jadi karakter tidak dapat dipisahkan dari tingkah laku.
Bakat sudah ditentukan Allah tetapi karakter adalah pilihan sendiri. Kita tidak dapat mengawal banyak perkara dalam hidup tetapi kita dapat memilih karakter sendiri. Kita sebenarnya yang mendefinasikan karakter kita sendiri sama ada untuk berjuang ataukah putus asa. Untuk menjadi murobbi atau tidak. Dengan setiap pilihan kita telah membangunkan karakter diri kita.
Karakter menyebabkan keberhasilan bersama orang lain. Mentarbiyah adalah proses yang melibatkan orang lain. Proses mempengaruhi dan merubah mutarobbi (adik mentor kita). Ingatlah orang tidak akan percaya pada murobbi yang mempunyai karakter yang tidak baik dan mereka tidak mungkin mau mengikutinya. Jika kita mengkarakterkan diri kita sebagai murobbi maka memudahkan orang untuk mengikuti kita.
Murobbi akan dikuatkan oleh karakternya. Untuk menusukseskan agenda dakwah dan tarbiyyah, kita memerlukan karakter yang kuat. Murobbi yang memiliki karakter yang kuat akan terus bertahan dan mampu mengharungi apa pun keadaan dan meraih kesuksesan demi kesuksesan. Sebaliknya jika murobbi itu sudah kering dan terhenti pembangunan karakternya maka masa kejayaannya tamatlah sudah.
Jadi, wahai para murobbi !, Marilah kita kita bangunkan potensi diri kita, kita bina karakter sebagai seorang murobbi. Ikuti langkah-langkah berikut untuk mengukuhkan karakter kita :

Cari kelemahan dalam karakter kita.
Cari bentuk kelemahan yang ada pada karakter kita.
Hadapi kelemahan yang ada pada karakter kita. Akui dan perbaikilah kelemahan tersebut.
Buat rencana agar Kamu tidak lagi mengulangi kesilapan yang sama.
Selamat mendahsyatkan dirimu menjadi seorang murobbi. Teruskan meningkatkan pembelajaran oke!.

Siddiq sedang mementor
Siddiq sedang mementor
referensi : http://maalimfitariq.wordpress.com

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget