Membicarakan pernikahan tidak terlepas dari membicarakan hakikat cinta. Cinta yang Lillah (krn Allah) dan ghirullah (cinta karena selain Allah). Bagi para pencari cinta hal ini harus benar-benar dievaluasi. Cinta pada pasangan dapat menjadi sangat berkah jika karena Allah SWT. Jika cinta padaNya yang menjadi dasar dari sebuah rumah tangga. Jika cinta padaNya tetap diatas segala cinta-cinta lainnya.
Menjaga hati bagi para aktivis bukanlah perkara mudah. Di era keterbukaan, saat da'wah mencoba agar dapat menyentuh semua kalangan, tantangan bagi para pencari cinta menjadi lebih berat.
Dulu hijab disaat syuro ada hal wajib yang harus ada, sekarang syuro ikhwan akhwat tampak begitu dekat di selasar-selasar mesjid. Dulu sms atau telepon adalah hal yg benar-benar urgen yang harus disampaikan. Saat ini komunikasi tanpa batas. Dulu saat taaruf hanya foto 3x4 yang didapatkan, sekarang foto ikhwan akhwat close up dapat dilihat di berbagai sosial media. Dulu menundukkan pandangan adalah pesona tersendiri dari para aktivis da'wah yang membuat diriku yang ammah begitu terpesona, betapa masing-masing begitu saling menjaga, betapa dkm Al Furqon diisi oleh teteh-teteh dan akang-akang yang begitu menjaga izzah mereka. Menjadi qudwah tanpa banyak bicara.
Zaman memang terus berubah secepat kilat. Membuat para mb pun harus terus update agar bisa menyesuaikan dengan zaman, meski terkadang hati meringis karena idealisme yang kian tergerus. Mencoba membantu ikhtiar sahabat-sahabat dan binaan sejak thn 2002 hingga sekarang membuat banyak evaluasi dan intropeksi yang juga tnita lakukan.Tantangan zaman kian membuat para murobbi harus memutar otak, melapangkan dada dan bijak dalam menghadapi permasalah munakahat.
Friday
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment