Searching...
Select a Page
Saturday

image

 

                                         Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an
 

sebagai pambalasan yang setimpal. (26)

Setimpal dengan tindakan dan kelakuan mereka pada masa lalu sewaktu di dunia dulu.

 

                                         Hamka dalam Tafsir Al - Azhar
 

“Suatu balasan yang setimpal.” (ayat 26).

Artinya bahwasanya azab siksaan yang demikian pedihnya dan dahsyatnya adalah setimpal belaka dengan dosa yang telah dibuat selama hidup di dunia. Dosa karena melanggar apa yang ditentukan Allah. Yang disuruh tidak dikerjakan, yang dilarang tidak dihentikan. Sehingga jalan mengelak daripada siksaan yang demikian itu, di akhirat tidak ada lagi. Kalau hendak mengelakkannya, maka kesempatan hanyalah ada selama ada di dunia ini juga. Kalau bukan dengan maksud agar hamba Allah dari sekarang jua mengelakkan azab yang seperti tiu, tidaklah ada perlunya Allah menerangkannya di dalam wahyu dari sekarang. Karena pada hakikatnya lebih mudahlah di waktu hidup di dunia ini mengelak dari dosa, daripada setelah di akhirat mengelakkan dari neraka.

Pada ayat yang selanjutnya diterangkan mengapa azab sebesar itu? Dan mengapa dikatakan siksaan yang demikian adalah azab yang setimpal?

 

                                         Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir
 

"sebagai pambalasan yang setimpal. ."

Yakni semua yang mereka alami yang berupa hukuman, adalah sesuai dengan amal perbuatan mereka yang tidak benar yang mereka kerjakan semasa di dunia. Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid, Qatadah, dan lain-lain.

 

                                         Tafsir Jalalain
 

026. (Sebagai pembalasan yang setimpal) atau sesuai dengan amal perbuatan mereka, karena tiada suatu dosa pun yang lebih besar daripada kekafiran, dan tiada azab yang lebih besar daripada azab neraka.

Ayat yang lain :

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget