Tentang berita yang besar, (2) yang mereka perselisihkan tentang ini. (3) (An-Naba’ : 2-3)
Tidak disebutkan batas tentang sesuatu yang mereka pertanyakan itu dengan menyebutkan wujudnya, melainkan hanya disebutkan sietnya saja Penyebutan sifatnya ini untuk menyampaikan beita yang besar dengan menunjukkan ketakjuban. Juga untuk mengagungkan dan menunjukkan perbedaan sikap terhadap hai itu antara orang-orang yang mengimaninya dan orang-orang yang tidak memper-cayai terjadinya Adapun yang mempertanyakannya hanyalah mereka saja
Kemudian tidak dibeikan jawaban tentang apa yang mereka pertanyakan itu. Tidak dipaparkan pula hakikat sesuatu yang mereka pertanyakan itu, me-lainkan dibiarkan dengan siatnya saja yang besar. Kemudian pembicaraan beralih kepada ancaman yang ditujukan kepada mereka Hal ini lebih mengena daipada jawaban secara langsung, dan lebih men-dalam ketakutan yang ditimbulkannya,
Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, (4) kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui. (5) (AN-Naba’ : 4-5)
Mereka tanya-bertanya, berbisik hilir berbisik mudik, di “Darun-Nadwah” tempat mereka biasa berkumpul, ataupun di dalam Mesjid, atau di mana saja. Yang jadi berita hangat ialah soal ini; soal Al-Quran yang dinamai wahyu, soal Kiamat dan soal kebencian kepada penyembahan berhala. Itulah semua:
“Yang telah mereka perselisihkan padanya.” (ayat 3).
Niscaya perselisihan itu tidak akan putus-putus. Tanya-bertanya di antara yang satu dengan yang lain tiadakan terhenti, karena semuanya hanya akan memperturutkan pertimbangan sendiri.
003. (Yang mereka perselisihkan tentang ini) orang-orang yang beriman mempercayainya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.
"Yang mereka perselisibkan tentang ini"
Yakni mengenai hal itu, manusia terbagi ke dalam dua: beriman kepadanya dan kufur kepada-nya.
Ayat yang lain :
0 komentar:
Post a Comment