Searching...
Select a Page
Monday

20130619081252-dedihumas

 

                                         JPNN.com
 

PALEMBANG – Di Sumsel, pengidap HIV dan Aids masih berada dalam kategori tinggi. Dimana berdasarkan Data BNN Sumsel, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sumsel, tercatat dari 100 ribu pengguna narkoba di Sumsel, 22 persennya adalah remaja.

Drs Aan Jumhana Mulyana MSi, Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Sumsel mengatakan. “Untuk HIV dan Aids periode Januari hingga Juni 2013, terdapat 60 kasus pengidap HIV dan Aids, dimana 4 orang meninggal dunia,” katanya kemarin (26/10).

Bahkan lanjutnya, secara Komulatif dari tahun 1995 hingga 2013 terdapat 950 kasus pengidap HIV (14 orang meninggal) serta pengidap Aids sebanyak 606 kasus (103 orang meninggal). “Demikian juga perilaku seks bebas di kalangan remaja, masih tinggi,” lanjutnya.

Nah, dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk usia muda, sebagai upaya sosialisasi BKKBN diadakan lomba rapp yang dimulai pada tingkat kabupaten. “Ini merupakan kegiatan ke tujuh. Disini lain, kami memberikan pemahaman terhadap pentingnya kualitas pendidikan tentang keluarga berencana,” imbau Aan.

Sedangkan Peserta terdiri dari 15 grup dari 15 kabupaten atau kota se Sumsel yang merupakan juara terbaik di tingkat kabupaten.

Asisten III Pemprov Sumsel, Drs Akhmad Najib menambahkan. “Dari kehamilan yang terjadi, sekitar 17 persen masuk dalam kategori kehamilan tidak diinginkan (KTD), yang tentu erat kaitannya dengan tingkat aborsi yang jumlahnya cukup tinggi,” katanya.

Sementara itu, pengetahuan remaja tentang cara menghindari penyakit menular seksual belum memadai. Di Indonesia saja, perkembangan HIV Aids menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

Masih kata Najib, Berdasarkan laporan kementerian Kesehatan RI akhir Desember 2012,  secara komulatif terdapat 42.887 kasus Aids dan 98.390 kasus HIV positif dengan prosentase pengidap usia 20-29 tahun sebanyak 35,2 persen, dan usia 30-39 tahun sebesar 28,1 persen.

“Artinya, sebagian besar pengidapnya adalah remaja. Dimana kasus penularan terbanyak Heteroseksual 58,7 persen. IDU atau pengguna jarum suntik sebanyak 17,9 persen, Perinatal 2,7 persen dan Homoseksual 2,3 persen,” sambungnya.

Untuk itu, berkreativitas itu sangatlah penting. Seperti halnya dengan negara maju lainnya. Hampir 30 persen seluruh penduduk Indonesia berada pada di usia remaja. Saat itulah kesempatan berkreativitas untuk menjadi pemimpin.

“seyogyanya, berkreatifitas tak mesti harus menjadi PNS saja dalam kegiatan formal. Kegiatan rapp ini juga sangat bermanfaat dan positif,” sambung Najib. Bagi pemenang, akan dilombakan kembali di tingkat Nasional.

“Marilah kita menerapkan “be your self", berprestasilah mulai sekarang, jangan sampai menunggu esok. Kita ingin generasi kerja keras dan cerdas. Berfikiran positif dan optimis. Karena generasi muda adalah generasi yang menginginkan yang baik, bukan generasi yang pesimis,” imbaunya.

Sementara acara berjalan sangat meriah, ratusan pengunjung PIM menyaksikan penampilan setiap peserta, sorak sorai dan tepuk tangan dari pengunjung dan suporterpun tambah memekik susasana. Semua peserta menyanyikan lagu seputaran keluarga berencana dan kegiatan positifnya. (cj6)

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget