Searching...
Select a Page
Friday

Program adalah berbagai bentuk kegiatan dakwah sekolah untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuannya. Program-program senantiasa memerlukan kreatifitas dan penyegaran-penyegaran serta disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekolah dan ketersediaan SDM aktifis dakwah sekolah (ADS) yang ada.
Berbagai program/kegiatan dakwah sekolah dapat diselenggarakan secara kolektif, baik dalam rangka rekrutmen jama’i kepada dakwah khassah maupun dakwah ‘ammah dalam rangka membentuk basis masyarakat Islam.

nJOIF5XerE

Ilustrasi

Studi Dasar Islam.

Studi Dasar Islam atau lebih sering dikenal sebagai Dauroh atau Pesantren Kilat (Sanlat) adalah program kajian dasar Islam dalam jangka waktu tertentu antara 2-5 hari tergantung situasi dan kondisi. Kegiatan ini dapat diadakan di dalam atau luar kota asalkan lokasinya tenang, cukup luas, dapat menginap dan fasilitas memadai. Peserta akan diberikan berbagai materi dasar keislaman, problematika umat dan gambaran solusinya al: Aqidah, Ma’na Syahadatain, Mengenal Allah, Rasul, Islam, Al-Qur’an, Problematika Umat, Ghazwul Fikri, Peranan Pemuda dalam Mengemban Risalah, Ukhuwah, Urgensi Tarbiyah Islamiyah, dsb.

Dengan materi yang sedemikian sistematis, pengkondisian lingkungan acara yang baik dan peserta yang selektif, diharapkan akan terjadi perubahan fikroh & kejiwaan yang mendasar sepulangnya dari acara tersebut dan siap dibina lebih lanjut. Program ini memang memiliki misi rekrutmen langsung yang siap dibina menjadi kader-kader inti dakwah atau juga dikenal sebagai pintu gerbang marhalah tamhidiyah.

Beberapa kiat dalam program ini adalah sbb:

  • Buatlah program ini secara formal. Hal ini bermanfaat al: jumlah peserta akan lebih banyak, penyelenggaraan akan lebih leluasa, pencarian dana semakin luas dan merupakan syiar Islam yang cukup efektif.
  • Buatlah galeri foto-foto kegiatan serupa pada waktu / tahun – tahun sebelumnya sehingga menjadi syiar dan daya pikat calon peserta.
  • Buatlah perencanaan sistematis dan jadwal program dalam setahun. Misalnya: pengadaan setiap libur catur wulan atau setahun sekali. Carilah momen/kesempatan waktu yang paling baik berdasarkan kondisi lokal sekolah.
  • Susunlah paket acara yang menarik dan lengkapi dengan acara penunjang seperti: nasyid, pemutaran film, muhasabah, hiking/teawalk, olahraga, qiyam lail, dsb.
  • Berilah nama kegiatan dengan nama yang menarik dan familiar di telinga para remaja-pelajar.
  • Rekrutlah para peserta yang potensial dengan urutan prioritas (a) potensial menerima dan menyambut seruan dakwah, (b) potensial bagi dakwah: para 10 besar juara kelas masing-masing, perwakilan dari masing-masing kelas, para pemimpin formal (ketua kelas, pengurus OSIS, ekskul, dsb), pemimpin informal, dll.
  • Apabila memungkinkan, kegiatan dilakukan di luar kota / daerah pegunungan yang sejuk namun tidak terlalu jauh dari asal sekolah (untuk memudahkan pembicara datang). Hal ini besar pengaruhnya bagi pengkondisian peserta dan konsentrasi kepada acara. Datalah secara permanen koneksi villa/tempat dauroh dari para siswa, guru, kepala sekolah dan alumni.
  • Apabila memungkinkan gunakan perangkat OHP/slide projector/multimedia untuk mengefektifkan penyampaian materi.
  • Undanglah kepala sekolah untuk hadir setidaknya dalam acara pembukaan dan memberikan sambutan. Undanglah guru pembina Rohis / guru agama dalam acara tersebut dan kalau diperlukan berikanlah sessi khusus untuk beliau memberikan taujih. Hal ini akan meningkatkan partisipasi dan afiliasi birokrat sekolah dan menghilangkan kecurigaan atas dakwah.
  • Siapkanlah calon-calon pembina / murabbi yang berkualitas dan memenuhi persyaratan kondisional yang ditentukan sebelum acara berlangsung. Hindari sedapat mungkin jedah waktu yang lama antara waktu kegiatan dengan follow up-nya hanya dikarenakan calon pembina yang belum pasti.

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget