Searching...
Select a Page
Wednesday

Guru agama sahabat kita2
Courtesy of SMP 175 Jakarta

Guru memiliki peran besar dalam dakwah ini. Guru memiliki posisi sebagai pemimpin dalam aktivitas belajar mengajar. Ia adalah orang yang mendidik, mengajar, dan membimbing para siswanya karena ialah yang menguasai ilmu itu. Kedudukan guru dalam hal ini akan menjadikannya sebagai sosok yang memiliki nilai tambah di mata siswa, apalagi jika ia memiliki kelebihan- kelebihan dan teladan yang baik. Dengan demikian, arahan dari guru akan banyak didengar oleh siswa. Guru juga berpeluang menjadi Aktivis Dakwah Sekolah (ADS) Permanen, artinya bila ia terdakwahi dan menjadi kader dakwah, maka ia akan menjadi penggerak dakwah sekolah yang permanen; di mana ia tetap mengajar di sekolah selama belasan atau puluhan tahun. Hal ini sangat berbeda dengan siswa, di mana ia memiliki keterbatasan waktu kontribusi dakwah kepada sekolah karena ia akan menjadi alumni, kuliah, bekerja dan seterusnya.

Agar Guru menjadi Aktivis Dakwah Permanen (ADP), kamu bisa mengusahakan beberapa hal berikut :
 

Jadikanlah guru sebagai penasihat sekaligus sahabat kita.

Layaknya sahabat sejawat, Guru juga mesti kita jadikan penasihat yang memberikan wejangan, tetapi di waktu yang sama kita jadikan sahabat karib kita. Sering – sering lah main ke ruang guru dan berdiskusi mengenai perkara apapun. Rata – rata, guru senang menjadi pendengar yang baik. Meskipun begitu tetap hormati posisinya sebagai orang tua.

Hargai pendapat dan perasaannya.

Di zaman sekarang amat jarang kita temui murid yang masih menghargai pendapat gurunya. Kebanyakan pendapat guru dianggap angin lalu. Masuk  telinga kiri lalu keluar lagi dari telinga kanan. Jika kita ingin dekat dengan guru, maka hargai pendapat dan perasaannya. Meski tidak semua pendapat guru benar, namun masukan mereka layak untuk kita pertimbangkan. Mintalah nasihat mereka mengenai kegiatan Rohis dan perkembangan ke depan. Setiap ada kendala di lapangan jangan sungkan – sungkan untuk meminta masukan mereka. Siapa tahu solusinya hanya ada dari pendapat mereka.

Undanglah mereka dalam berbagai kegiatan dakwah kita.

Dalam setiap kegiatan undang Guru untuk ikut berprtisipasi. Bentuk partisipasinya bisa dengan memberi slot waktu agar mereka memberi sambutan atau menjadi pemateri untuk topik yang mereka kuasai. Di momen yang lain ajak juga mereka untuk bersantai bersama. Bisa mengajak buka puasa bersama atau tafakur alam di sekitar sekolah. Bagi mereka keterlibatan di kegiatan dakwah Rohis merupakan ajang retreat di luar rutinitas mengajar sehari – hari lho! :)

Silaturahmi dalam berbagai kesempatan, baik di sekolah maupun di rumahnya.

Berapa banyak anak Rohis yang tahu rumah guru Agamanya di mana? Mungkin masih sedikit dari kita yang tahu. Mungkin kita sering bertemu guru di sekolah, tetapi amat jarang murid yang berkenan sekedar main bersilaturahim ke rumahnya. Pernahkah kita mengenal istri dan anak-  anaknya? Pernahkah kita melihat keseharian beliau di rumahnya? Apa hobi beliau di rumah? Bagaimana kondisi rumahnya?

Berikanlah hadiah pada saat-saat tertentu sebatas kemampuan kita.

Siapa yang tidak bahagia ketika diberi hadiah? Hadiah adalah sunnah Rasul yang dibiasakan kepada para sahabatnya. Sabda Rasulullah,
Daripada Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah S.A.W bersabda: “Saling memberikan hadiah di antara kamu nescaya kamu akan berkasih sayang”
Memberi hadiah tidak perlu menunggu hari ulang tahun. Toh, memberi hadiah ketika berulang tahun bukanlah sesuatu yang berasal dari Islam. Berilah di waktu yang tidak terduga. Pemberian langsung tanpa sebab tertentu terkadang terasa lebih tulus dibanding berkaitan dengan suasana atau hajatan tertentu. Hadiah seperti ini biasanya lebih dikenang lho. :)

Gimana? Mudah kan untuk menjalaninya?! Jangan ditunda- tunda, sebab menunda tak kan membawamu pada tujuan. Good Luck! :)



0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget