Searching...
Select a Page
Friday



Bagian pertama ttg , oleh Endy Kurniawan
Prolog dulu: jd intinya jangan menganggap bahwa ekonomi yg identik dgn uang ini tidak menjadi fokus islam. Islam mengatur ini. 9 dr 10 sahabat yg dijamin masuk surga adalah seorang pebisnis. Memang ada zuhud dalam Islam, tapi zuhud itu bukan berarti kita menganggap hina uang, zuhud itu choice yg kita buat, "tetap sederhana" di tengah keberlimpahan yang kita upayakan. Ekonomi saat zaman Rasulullah itu subhanallah, sahabatnya kaya2. Abdurrahman bin auf hartanya ampe triliunan (kalo dlm rupiah). Gaji guru pas zaman Rasul itu 15 dinar (setara 30 juta). Jd mempelajari ekonomi zaman Rasulullah sangat bisa dijadikan rujukan untuk membangun perekonomian saat ini.
Ada 4 hal yg dibahas.

1. Nilai dasar ekonomi Islam.
Apa yg membuat ekonomi Islam begitu berhasil di zaman Rasulullah dan bs dijadikan rujukan saat ini?
Pertama, krn menggunakan prinsip ekonomi ilahiah. Ya itu td, ekonomi bukan sbagai tujuan, tp sbagai alat buat menunjukkan cinta pd Allah. Ini yg membuat kenapa dulu Abu Bakar bs menginfakkan smua hartanya di jalan da'wah. para sahabat yg lain pun, ko kayanya enteng banget ngeluarin sebagian besar hartanya untuk da'wah. Karena harta bukan ada di hati, tp cm di tangan aja. Jadi sarana untuk berjuang menegakkan agama Allah.
Pdhl bayangin hartanya miliyaran ampe triliunan menn.

Yg kedua, ekonomi berbasis akhlak. Contoh terbaik adalah yg dijalankan Rasulullah. Dulu ketika msh menjalankan bisnisnya Khodijah, Rasulullah menunjukkan akhlak seorang pebisnis Islam sejati, salah satunya adalah jujur. Ini jg nanti dibahas ketika Ust,Salim bahas hadits ttg "katakanlah kebenaran walaupun itu pahit". Latar belakang hadits ini adalah ada seorang pedagang yg ngadu sm Rasul, krn dia dpt brg dr penjual yg lain dlm keadaan ada cacatnya. Apakah boleh sy menyembunyikan kecacatan barang ini pd pembeli sy krn sy jg kan ditipu. Intinya gt. Lalu keluarlah hadits itu. Katakan yg benar walau pahit. Gpp kita rugi skrg, tp setelah ini masyarakat akan menilai bhwa kita pedagang yg jujur, wong barang ada cacatnya aja dibilangin ke pembeli

Yg ketiga, ekonomi kemanusiaan. Di Islam ada zakat, infak, sodaqoh, wakaf. Intinya kita bisnis, tp jg manfaat buat org banyak. Ada fungsi sosialnya.

Yg keempat, ekonomi pertengahan, maksudnya yg tadi. Kita harus perbaharui mengenai mindset ketika trhdp bisnis dan uang. Kita ga nyembah uang, tp jg ga menghinakan uang.

2. Masalah kebangkitan ekonomi islam

Yg pertama adalah uang yg adil
Yg seperti apa uang yg adil itu? Ada 3 fungsi yg hrus terpenuhi: alat tukar, penenti harga, dan penyimpan value atau nilai. Ke3 ini dipenuhi ketika msh menggunakan full body money yaitu dinar dirham. Jd uang itu sndr menunjukkan nilai. Uang kertas yg kita pakai saat ini ga punya. Makanya ada inflasi, dsb.

2. Pembiayaan yg bbas riba, ini uda sering dibahas kang bayu. Intinya hindari bank konvesional, dan riba2 lainnya.

3. Pasar yg syari dan pelaku pasar yg adil dan jujur
Nah ini suatu permasalahan soalnya kbanyakan pasar di Indonesia tidak dikuasai pengusaha yg menjalankan ekonomi islam. Yg bs dipakai saat ini oleh kita adalah pasar online. Emang yg syari yg ky gimana? Ini sbnrnya td kurang nangkep, sepemahaman saya adalah pasar yg membuat semua penjual punya akses yg sama dalam jualan, pembeli dan penjual punya akses info yg sama ttg harga dan kualitas brg, mirip bazar madinah.

Sama yg terakhir adalah zakat, infak, sodaqoh, wakaf. Td setangkep sy jumlah uang zakat yg terkumpul di indonesia br 13% dr yg seharusnya

Nah trus, poin ke 3 adalah, bagaimana kita memulai proyek kebangkitan ekonomi islam ini? Prinsipnya mulai dr langkah terkecil:

- menggelorakan zakat, infak, sodaqoh, wakaf
- kerja benar, profesional, dan menjadi spesialis di bidangnya, sambil selipkan mimpi bisnis di dalamnya
-mulai berbisnis
-simpan aset yg benar dan aman, dlm bentuk logam mulia dab properti aktif (contoh kebun)

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget