Searching...
Select a Page
Friday

image

 

                                         Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an
 

Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, (4)  kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui. (5) (An-Naba’: 4-5)

Lafal "kallaa" 'sekali-kali tidak!' diucapkan untuk membentak dan menghardik. Karena itu, lafal ini sangat tepat dipakai di sini sesuai dengan bayangan yang perlu disampaikan. Diulangnya lafal ini beserta kalimatnya adalah untuk mengancam

 

                                         Hamka dalam Tafsir Al - Azhar
 

“Kemudian itu!” (pangkal ayat 5). Kemudian itu diperingatkanlah untuk kesekian kalinya, “Sekali-kali jangan!” Bertengkar bertanya-tanyaan juga, karena tidak akan ada faedahnya menggantang asap mengkhayalkan kehendak yang telah tertentu dari Allah dengan hanya meraba-raba dalam kegelapan jahil: “Kelak mereka akan tahu!” (ujung ayat 5).

Segala keragu-raguan yang menimbulkan berbagai macam pertanyaan kian  sehari akan kian sirna, sebab al-Quran kian sehari akan kian jelas.

Menurut suatu riwayat yang dibawakan oleh ahli-ahli tafsir, soal yang lebih menjadi soal yang dipertanya-tanyakan di antara mereka, terlebih dari yang lain ialah soal dibangkitkan sesudah mati itu, (yaumal ba’ts).

Sebagai tersebut di dalam Surat 36 (Yaa-Siin) ayat 78, pernah ada di antara mereka yang memungut tulang yang telah lapuk dari tanah, lalu bertanya kepada Nabi SAW: “Siapakah pula yang akan dapat menghidupkan kembali tulang belulang ini padahal ia telah lapuk?” Sampai Nabi disuruh menjawab (ayat 79): “Yang akan menghidupkannya ialah yang menjadikannya pertama kali.”

Kesimpulan dari ayat-ayat ini ialah, pertanyaan yang timbul di antara sesamamu itu kelak akan terjawab dengan sendirinya, karena wahyu akan turun lagi dan keterangan akan bertambah lagi, dan pembuktian pun akan diperlihatkan. Sebab itu bersedialah buat beriman.

 

                                         Tafsir Jalalain
 

005. (Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia berfirman:

006. (Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan)

 

                                         Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir
 

“Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui” (An-Naba’: 5)

Kemudian Allah Tabaaraka wa Ta ' ala beranjak menjelaskan ke-kuasaan-Nya yang agung untuk menciptakan berbagai hal aneh dan segala sesuatu menakjubkan yang menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, baik itu menyangkut hari Kiamat maupun yang lainnya. Oleh karena itu, Dia berfirman,   

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan" (An-Naba’ : 6)

 

Ayat yang lain :

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget