TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah perokok tertinggi ke-3 di dunia adalah Indonesia sesudah Cina dan India (WHO, 2008). Kebiasaan merokok ini muncul sejak reamaja dan dipengaruhi beberapa sebab.
"Alasan pertama kali merokok yang paling dominan adalah karena coba-coba, diikuti oleh pengaruh iklan TV, ingin kelihatan gagah, dan dipaksa teman," ujar dr. Tjandra Yoga Aditama Sp.P Mars, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI.
Menurutnya, remaja harus diberi pemahaman bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan. Mereka harus diberi pemahaman yang benar termasuk dampak negatif dari merokok.
"Remaja harus ditanamkan nilai agar jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok, perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok, hindari sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan, poster, rokok gratis), dan lakukan hal-hal positif seperti olah raga, membaca, atau hobi lain yang menyehatkan," imbuhnya.
Yoga menuturkan, di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya untuk tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik, dengan komponen utama nikotin (zat berbahaya penyebab kecanduan), Tar (bersifat karsinogenik), CO (menurunkan kandungan oksigen dalam darah.
Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, khususnya kanker paru, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung koroner, dan gangguan pembuluh darah, disamping menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan, gangguan pertumbuhan janin (fisik dan IQ), kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan peningkatan kematian perinatal.
"Selain berdampak buruk bagi kesehatan perokok itu sendiri, asap rokok orang lain (AROL) juga berbahaya bagi kesehatan orang di sekitarnya (perokok pasif)," tandasnya.
0 komentar:
Post a Comment