Islamedia - Gegap gempita tahun baru hijriyah memang tak seramai ketika pergantian tahun baru Masehi. Namun demikian mungkin sedikit banyak yang memaknainya dengan hal yang sama yaitu sebatas euforia sesaat. Padahal perlu disadari atau tidak waktu itu tak akan kembali, dia juga berlalu begitu cepat. Baik diisi dengan kegiatan ataupun tidak sama, waktu akan habis.
Karena itulah justru yg sebaiknya dilakukan ketika pergantian tahun itu adalah menghisab (evaluasi) setahun lalu apakah sudah tercapai apa yang kita targetkan..
1. Bagaimana ruhiah kita (sholat,puasa,sedekah,baca qur annya dll)
2. Keilmuan (pemahaman terutama dlm tafaqquhfidien) bertambah apa kurang apa stagnan *hafalan qur annya, haditsnya, fiqhnya, ilmu aqidahnya?
3. Kesehatan kita? Sudahkah mendukung ibadah dan amal kerja tiap hari atau sering sakit karena usia berkurang dan tdk menjaga makanan jarang olahraga krg istirahat? :(
4. Sejauh mana hubungan kita(silaturrahim) dengan orang lain, sudahkah membawa berkah? Karena salah satu indikasi keberkahan adalah luasnya pergaulan (tapi bukan pergaulan bebas lho!)
5. Harta, ilmu, waktu, kekuasaan (jika punya) sudahkah bermanfaat bagi orang disekitar atau masyarakat?
Semua akan ditanya untuk apa waktu (muda) kita habiskan, ilmu sudahkah diamalkan, harta dari mana dan untuk apa? Dan tak kalah penting adalah, jadikan awal tahun sebagai momen untuk membuat perencanaan minimal satu tahun ke depan target yg belum tercapai harus terus diperbaiki.
Berniatlah yang banyak dan baik. Karena setiap hari Allah mereview amalan hambanya sbnyak 50 x. Asal kita komitmen dan bersemangat taqdir bisa diubah atas kuasaNya.
Seorang ulama Ibnul Abdil Bar berdoa :"kalau saja aku ini orang yg buruk, ya Allah tolong dihapus dan tulislah kebaikan untukku".
Semoga tahun depan lebih baik dari tahun yang lalu.
Jangan lupa puasa tgl 10 Muharram kamis pekan depan (yang tidak berhalangan :) ). Semoga Allah ampuni dosa kita setahun lalu
**quote from kuliah di kampus Al Qur an pagi ini 30 Dzulijjah 1434 h
0 komentar:
Post a Comment