Di sana terdapat fenomena lain di dalam menyanv paikan ungkapan-ungkapan dan kalimat-kalimatnya dalam juz ini. Ada keelokan yang jelas di dalam pengungkapannya, yang disertai dengan sentuhan-sentuhan yang dituju di tempat-tempat yang indah di alam dan di dalam jiwa. Juga ada kemasan bahasa yang indah di dalam lukisan-lukisannya, bayang-bayangnya, kesan-kesan musikalnya, rima (persama-an bunyi) dan iramanya, dan pembagian segmennya, yang sangat selaras dengan karakternya di dalam berbicara kepada orang-orang yang lengah, tidur, dan tidak ambil peduli. Tujuannya untuk menyadar-kan mereka, dan menarik perasaan dan indra mereka dengan bermacam-macam warna, kesan, dan pengaruh.
Semua ini tampak jelas dalam gambaran yang terang benderang seperti dalam pengungkapannya yang halus tentang bintang-bintang yang beredar dan bersembunyi (tenggelam) seperti kijang yang bersembunyi dalam persembunyiannya lalu muncul keluar. Juga tentang malam yang seakan-akan ia itu makhluk hidup yang meronda dalam kegelapan, dan waktu fajar yang seakan-akan makhluk hidup yang bernapas dengan cahaya,
Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, (15) yang beredar dan terbenam, (16) demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, (17) dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, (18) (At-Takwiir : 15-18)
Di dalam menampilkan pemandangan saat ter-benamnya matahari, malam, dan rembulan, dilukis-kan,
Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, (16) dan dengan malam dan apa yang diselubunginya, (17) dan dengan bulan apabila jadi purnama, (18) (Al-inshiqaaq : 16-18)
Atau, pemandangan-pemandangan tentang fajar dan malam hari yang terus berjalan dan berlalu,
Demi fajar, (1) dan malam yang sepuluh, (2) dan yang genap dan yang ganjil, (3) dan malam bila berlalu. (4) (Al- Fajr : 1-4)
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, (1) dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), (2) (Adh-Dhuhaa : 1-2)
Di dalam firman-Nya yang diarahkan kepada hati manusia, dikatakan,
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (6) Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, (7) (Al-Infithaar : 6-7)
Kemudian dalam menyifati surga, Dia ber firman,
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (8) merasa senang karena usahanya, (9) dalam surga yang tinggi, (10) tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. (11) (Al-Ghaasiyah : 8-11)
Dalam menyifati neraka, Dia berfirman,
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (8) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (9) Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (10) (Yaitu) api yang sangat panas. (11) (Al-Qaariah : 8-11)
Keindahan ungkapannya begitu jelas, sejelas maksud sentuhannya yang indah terhadap peman-dangan-pemandangan alam dan relung-relung jiwa.
Kadang-kadang idak dipergunakan perkataan yang lugas, tetapi dipergunakannya kata konotatif, kata kiasan. Kadang-kadang tidak dipergunakan kata-kata yang dekat dengan objek pembicaraan, melainkan digunakan bentukan kata yang jauh. Tujuannya untuk mewujudkan nada-nada instru-mentalia yang dimaksud, dan menegaskan peralihan di celah-celah juz ini dengan mendekatkan satu sama lain.
0 komentar:
Post a Comment