Surah an-Naba" secara keseluruhan merupakan contoh yang sempurna bagi penekanan pembicara-an terhadap hakikat-hakikat dan pemandangan-pemandangan ini. Surah semacam surah an-Naazi ' aat dan surah 'Abasa, bagian permulaannya mengan-dung isyarat mengenai suatu peristiwa tertentu di antara peristiwa-peistiwa dakwah. Sedangkan, sisa-nya secara keseluruhan merupakan pembahasan tentang kehidupan manusia dan tumbuh-tumbuhan. Setelah itu, diceritakan tentang datangnya suara yang memekakkan telinga (yaitu ditiupnya sangka-kalakedua),
pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, (34) dari ibu dan bapaknya, (35) dari istri dan anak-anaknya. (36) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (37) Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (38) tertawa dan bergembira ria, (39) dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, (40) dan ditutup lagi oleh kegelapan. (41) (‘Abasa : 34 – 41)
Surah at-Takwiir menggambarkan pemandangan tentang terbolak-baliknya alam semesta secara dahsyat dan menakutkan pada hari itu, disertai de-ngan menampilkan pemandangan-pemandangan alam dalam bentuk-bentuk sumpah yang menunjuk-kan hakikat wahyu dan kebenaran Rasul. Demikian juga surah al-Inithaar yang menampilkan peman-dangan tentang terbolak-baliknya alam beserta pe-mandangan tentang nikmat dan azab, dan meng-goncang hati manusia di depan semua itu,
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (6) (Al-Infithar : 6)
Surah al-Insyiqaaq menampilkan pemandangan tentang terbolak-baliknya alam dan pemandangan-pemandangan tentang nikmat dan azab. Surah al-Buruuj dengan sepintas kilas menyampaikan kesan seputar pemandangan alam dan pemandangan-pemandangan hari itu dengan menunjuk penyiksaan yang dilakukan orang-orang kair terhadap segolong-an kaum mukminin di dunia dengan api, dan bagai-mana Allah akan menyiksa mereka (orang-orang kair) itu di akhirat dengan api neraka yang lebih dahsyat dan lebih menyakitkan.
Surah ath-Thaariq memaparkan pemandangan-pemandangan alam di samping tentang penciptaan manusia dan tumbuh-tumbuhan dengan mengguna-kan sumpah bagi semuanya,
sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil. (13) dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau. (14) (Ath_thaariq 13-14)
Surah al-Alaa membicarakan penciptaan, pe-nyempurnaan ciptaan, takdir, hidayah, dan penum-buhan tumbuh-tumbuhan dan perkembangannya sebagai pengantar bagi pembicaraan tentang pe-ringatan, akhirat, hisab, dan pembalasan. Surah al-Ghaasyiyah menggambarkan pemandangan-peman-dangan tentang kenikmatan dan azab, kemudian mengarah kepada penciptaan unta, langit, bumi, dan gunung-gunung. Hingga akhir juz gambaran peman-dangan-pemandangan seperi itu diberikan.
Namun, ada beberapa surah yang membicarakan hakikat akidah dan manhaj iman, seperi surah al-Ikhlash, surah al-Kaairuun , surah al-Maa'uun, surah al-' Ashr, surah al-Qadr, dan surah an-Nashr. Atau, beberapa surah yang menggembirakan hai Rasu-lullah saw., menenangkannya, dan mengarahkannya untuk memohon perlindungan kepada Tuhannya dari semua kejelekan dan kejahatan, seperi surah adh-Dhuhaa, al-Insyirah (Alam Nasyrah), al-Kautsar, al-Falaq, dan surah an-Naas, yang merupakan surah-surah pendek.
0 komentar:
Post a Comment