Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, (4) kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui. (5) (An-Naba; 4-5)
Lafal "kallaa" 'sekali-kali tidak!' diucapkan untuk membentak dan menghardik. Karena itu, lafal ini sangat tepat dipakai di sini sesuai dengan bayangan yang perlu disampaikan. Diulangnya lafal ini beserta kalimatnya adalah untuk mengancam
“Jangan!” (pangkal ayat 4). Artinya tidaklah ada perlunya dipertengkarkan atau mereka tanya-bertanya dalam soal yang besar itu, karena: “Kelak mereka akan tahu.” (ujung ayat 4). Tegasnya kalau mereka bertengkar atau tanya-bertanya dalam persoalan yang besar itu, sehingga keputusan tidak ada, namun akhir kelaknya mereka pasti akan tahu juga, atau segala yang mereka tanya-bertanyakan itu tidak lama lagi pasti menjadi kenyataan, karena ketentuan yang digariskan oleh Allah, tidak ada tenaga manusia yang dapat ‘menahannya.
Selanjutnya, Allah berfirman seraya mengancam o ran g-o rang yang meng-ingkai hai Kiamat, كَلَّا سَيَعْلَمُونَ ﴿٤﴾ ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ ﴿٥﴾ "Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui" Yang demikian ini merupakan ancaman keras sekaligus kecaman yang tegas.
004. (Sekali-kali tidak) kata ini merupakan sanggahan yang ditujukan kepada orang-orang kafir tadi (kelak mereka mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka sebagai akibat daripada keingkaran mereka kepada Alquran.
كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
4. Tidak, mereka akan segera mengetabui.
ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
5. Sekali-kali tidak, mereka akan segera mengetahui!
Kallâ(sekali-kali tidak) adalah omelan, suatu teguran positif kepada orang-orang yang bertikai. Setiap orang akan mengalami akhir penciptaan melalui kematiannya, dan kemudian juga akan mengalami akhir seluruh penciptaan (kiamat) dan mengalami kebangkitan. Kematian seseorang adalah kematian mikrokosmos. Pada saat mati tidak ada lagi sedikit pun keraguan pada kaum yang ingkar tentang kebenaran berita tersebut, yakni berita tentang peristiwa mahadahsyat yang merupakan akhir dari eksistensi ini.
Ayat yang lain :
0 komentar:
Post a Comment