Searching...
Select a Page
Friday


Kami hanya ingin agar kelak –dalam mensikapi dakwah kami– orang akan masuk ke dalam salah satu dari empat golongan berikut:

Pertama, Golongan Mukmin

Mereka adalah orang-orang yang meyakini kebenaran dakwah kami, percaya kepada perkataan kami, mengagumi prinsip-prinsip kami, dan menemukan padanya kebaikan yang kebaikan yang menenangkan jiwanya. Kepada orang seperti ini kami mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para mujahid semakin banyak, dan agar dengan tambahan suara mereka, suara para da’i akan semakin meninggi.

Iman takkan punya arti bila tidak disertai dengan amal. Akidah tak akan memberi faedah bila tidak mendorong penganutnya untuk berbuat dan berkorban demi menjelmakannya menjadi kenyataan. Begitulah yang terjadi pada generasi terdahulu umat ini, dimana Allah melapangkan dada mereka untuk menerima hidayah-Nya. Mereka mengikuti jejak para Nabinya, beriman kepada risalahnya, dan berjihad dengan jihad yang benar dalam menegakkan misi suci itu. Kami berharap agar Allah swt. Berkenan memberikan pahala yang banyak kepada para pendahulu ini, ditambah dengan pahala orang-orang yang mengikuti jejek mereka, tanpa mengurangi pahala orang yang mengikuti itu.

Kedua, Golongan Orang Yang Ragu-ragu

Boleh jadi mereka orang-orang yang belum mengetahui secara jelas hakekat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat di balik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. akan halnya golongan ini, biarkanlah mereka bersama keraguannya, sembari disarankan agar mereka tetap berhubungan dengan kami lebih dekat lagi, membaca tulisan-tulisan kami dan apa saja yang terkait dengan kami –baik dari jauh maupun dari dekat–, mengunjungi klub-klub kami, dan berkenalan dengan saudara-saudara kami. Setelah itu, isnya Allah hati mereka akan tentram dan dapat menerama kami. Begitulah juga tabiat golongan manusia peragu, yang menjadi pengikut para rasul zaman dahulu.

Ketiga, Golongan yang Mencari Keuntungan

Boleh jadi mereka adalah kelompok yang tidak ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami hanya ingin mengatakan, “Menjauhlah! Disini hanya ada pahala dari Allah jika kamu memang benar-benar ikhlas, dan surga-Nya jika ia melihat ada kebaikan dalam hatimu. Adapun kami, kami adalah orang-orang yang miskin harta dan popularitas. Semua yang kami lakukan adalah pengorbanan dengan apa yang ada di tangan kami dan dengan segenap kemampuan yang ada pada kami, dengan harapan bahwa Allah akan meridhai. Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”

Bila kelak Allah menyikap tabir kegelapan dari hati mereka dan menghilangkan kabut keserakahan dari jiwanya, niscaya meraka akan tahu bahwa sesungguhnya apa yang ada disisi Allah itu jauh lebih baik dan lebih kekal. Kami percaya, hal itu akan mendorongnya bergabung dengan barisan Allah. Saat itu, dengan segala kemurahan hati mereka akan mengorbankkan seluruh hartanya demi memperoleh balasan Allah di akhirat kelak. Apa yang ada padamu (manusia) akan habis musnah, dan apa yang ada di sisi Allah akan abadi.

Andaikan tidak demikian, sungguh Allah tidak membutuhkan orang yang tidak melihat bahwa hak Allah-lah yang pertama harus ditunaikan, pada diri, harta, dunia, akhirat, hidup, dan matinya. Begitulah yang pernah terjadi, ketika sekelompok orang enggan berba’iat kepada Rasulullah saw. Kecuali jika nantinya beliau berkenan memberikan porsi kekuasaan setelah Islam menang. Pada waktu itu Rasulullah saw.

Hanya menyatakan bahwa bumi ini adalah milik Allah, yang ia wariskan kepada siapa yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya kemenangan akhir selalu menjadi milil orang-orang yang bertaqwa.

Keempat, Golongan yang Berprasangka Buruk

Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami, mereka selalu melihat kami dengan kacamata hitam pekat, dan tidak berbicara tentang kami kecuali dengan pembicaraan yang sinis. Kecingkakan telah mendorong mereka ter[truncated by WhatsApp]

0 komentar:

Post a Comment

« »
Get widget